EKOSISTEM
Disusun oleh:
ENDAH PUTRI APRILIANI
170254244034
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam karya ilmiah ini akan di
jelaskan tentang pengertian ekosistem. Konsep ekosistem dengan pokok bahasan
mengenai struktur ekosistem, komponen biotik (hidup) dan abiotik (tak hidup),
peranan masing - masing komponen, proses-proses dalam ekosistem dan contoh-contoh
ekosistem yang membahas ekosistem kolam dan padang rumput.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apa
yang dimaksud dengan ekosistem?
b. Apa
saja konsep ekosistem?
c. Apa
saja contoh – contoh ekosistem?
1.3 Tujuan
a. Agar
dapat mengetahui apa itu ekosistem, konsep ekosistem, dan contoh – contoh
ekosistem.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah
ekosistem pada mulanya diperkenalkan oleh A.G.Tansley pada tahun 1935. Sebelumnya, telah digunakan istilah lain,
yaitu biocoenosis dan mikrokosmos. Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar
yang menyangkut proses interaksi, interdependensi organisme hidup dengan
lingkungan mereka.
BAB
III
PEMBAHASAN
EKOSISTEM
A. PENGERTIAN DAN DEFINISI EKOSISTEM
Di
dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik
dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang
kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu
satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan
lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk
hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup)
Di
dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran energi, rantai
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian. Ekosistem juga
dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur
biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah)
serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama
lainnya. Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem
ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem
tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan juga oleh keseluruhan jenis dan
faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun ekosistem tersebut.
Berbagai
konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis oleh beberapa pakar
ekologi. Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah biocoenosis.
Kemudian pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah
mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya lebih
banyak digunakan istilah biocoenosis, ataupun geobiocoenosis. Istilah ekosistem
mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari Inggris, A.G.Tansley,
pada tahun 1935. Pada akhirnya istilah ekosistem lebih banyak digunakan dan
dapat diterima secara luas sampai sekarang.
B. STRUKTUR EKOSISTEM
Bila
kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun perairan, akan
dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen biotik
ekosistem. Kedua macam komponen biotik tersebut adalah (a) autotrofik dan (b)
heterotrofik. a. autotrofik, terdiri atas
organisme yang mampu menghasilkan (energi) makanan dari bahan-bahan anorganik
dengan proses fotosintesis ataupun kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Organisme ini sering disebut produsen.
b. heterotrofik, terdiri atas organisme
yang menggunakan, mengubah atau memecah bahan organik kompleks yang telah ada
yang dihasilkan oleh komponen autotrofik. Organisme ini termasuk golongan
konsumen, baik makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
Secara
struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai berikut:
1. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O,
dan lain-lain. Bahanbahan ini akan
mengalami daur ulang.
2. Bahan organik yang meliputi karbohidrat,
lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain. Bahan-bahan organik ini merupakan
penghubung antara komponen biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor
iklim, misalnya angin, curah hujan, dan suhu.
4. Produsen adalah organisme-organisme autotrof,
terutama tumbuhan berhijau daun (berklorofil). Organisme-organisme ini mampu
hidup hanya dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi makanan
sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan berklorofil, juga ada
bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui reaksi
kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik
ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik. 5. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof,
terutama hewan-hewan seperti kambing, ular, serangga, dan udang. Organisme ini
hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan materi
organik.
6. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme
heterotrof, saprotrof, dan osmotrof, terutama bakteri dan fungi. Mereka inilah
yang memecah materi organik yang berupa sampah dan bangkai, menguraikannya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok ini juga
disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
Komponen-komponen
1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/ nonbiotik, atau komponen yang tidak
hidup, sedangkan komponenkomponen 4, 5, 6, merupakan komponen yang hidup atau
komponen biotik. Secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam
proses yang berlangsung di dalamnya, yaitu:
1. Lintasan atau aliran energi.
2. Rantai makanan.
3. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang.
4. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi.
5. Perkembangan dan evolusi.
6. Pengendalian atau sibernetika.
Konsep
ekosistem merupakan konsep yang luas, yang merupakan konsep dasar dalam
ekologi. Konsep ini menekankan pada hubungan timbal balik dan saling
keterkaitan antara organisme hidup dengan lingkungannya yang tidak hidup.
Setiap ekosistem di dunia ini mempunyai struktur umum yang sama dan adanya
interaksi antarkomponen-komponen . Jadi
baik itu ekosistem alami (daratan, perairan) maupun ekosistem buatan
(pertanian, perkebunan), semuanya mempunyai kesamaan. Sering terjadi bahwa
proses autotrofik dan heterotrofik, serta organisme yang bertanggung jawab atas
berbagai proses tersebut terpisah (secara tidak sempurna), baik menurut ruang
maupun waktu.
Sebagai
contoh dapat disebutkan bahwa di hutan, proses autotrofik, yaitu fotosintesis,
lebih banyak terjadi di bagian kanopi; sedangkan proses heterotrofik lebih
banyak terjadi di permukaan lantai hutan (hal ini terpisah berdasar ruang).
Proses autotrofik juga terjadi pada waktu siang hari, dan proses heterotrofik
dapat terjadi baik di siang hari maupun
malam hari (terpisah berdasar waktu).
Adanya pemisahan tersebut juga dapat dilihat pada ekosistem perairan.
Pada ekosistem perairan, lapisan permukaan yang dapat ditembus oleh sinar
matahari merupakan lapisan autotrofik. Dalam lapisan ini proses autotrofik
adalah dominan. Lapisan perairan di bawahnya yang tak tertembus sinar matahari.
Matahari
merupakan lapisan heterotrofik. Di dalam lapisan ini berlangsung proses
heterotrofik. Dengan adanya pemisahan berdasarkan ruang dan waktu tersebut,
lintasan energi juga dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lintasan merumput (grazing circuit), meliputi
proses yang melalui konsumsi langsung terhadap tumbuhan hidup atau bagian
tumbuhan hidup, ataupun organisme hidup yang lain.
2. Lintasan detritus organik (organic detritus
circuit), meliputi akumulasi dan penguraian sampah serta bangkai.
C.
CONTOH EKOSISTEM
1. Ekosistem Kolam Kolam merupakan salah
satu contoh ekosistem yang sederhana,
sehingga mudah dipelajari dan sangat
sesuai untuk diperkenalkan kepada pemula. Meskipun sederhana dan mudah
dipelajari, kolam merupakan ekosistem yang sempurna, lengkap dengan ke enam
komponen serta prosesprosesnya.
2. Ekosistem Padang Rumput merupakan suatu
contoh ekosistem daratan. Salah satu perbedaan yang mencolok antara ekosistem
perairan dengan daratan adalah pada produsen. Di perairan, produsen
utamanya adalah fitoplankton yang
berukuran mikroskopik. Produsen di perairan adalah tumbuhan air, yang tubuhnya
kecil, lemah tanpa jaringan penguat, sehingga biomassanya kecil. Di daratan
dijumpai produsen dengan tubuh yang besar, bahkan berupa pohon yang besar
dengan jaringan penguat yang kokoh, sehingga biomassanya besar.
BAB
IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan satuan
fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi, interdependensi organisme
hidup dengan lingkungan mereka. Setiap ekosistem memiliki enam komponen, yaitu
produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen, bahan anorganik, bahan organik, dan
kisaran iklim. Perbedaan antarekosistem
hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing komponen tersebut. Masing-masing
komponen ekosistem mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam melaksanakan
proses-proses dalam ekosistem.
Proses-proses dalam ekosistem meliputi aliran energi, rantai makanan,
keanekaragaman, siklus materi, perkembangan, dan pengendalian.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
Utomo,
Suyud Warno; Sutriyono dan Reda Rizal. 2014. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi
dan Ekosistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar